Stadium General Program RPL Magister PAI, Gus Rozin: Guru Visioner Kunci Kemajuan Madrasah
Semarang, lpma'arifnukudus.or.id - Guru yang visioner menjadi kunci dalam memajukan madrasah/sekolah di bawah naungan LP Ma'arif NU.
Hal itu disampaikan Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, KH. Abdul Ghoffar Rozin dalam Stadium General di hadapan para guru yang mengikuti program RPL Magister PAI UNISSULA Semarang, Jum'at (19/9/2025).
Gus Rozin, panggilan akrab KH. Abdul Ghoffar Rozin mengatakan guru Ma'arif harus mempunyai visi ke depan.
"Tidak ada negara maju yang dipimpin pemimpin yang tidak visioner. Tidak ada lembaga pendidikan yang dipimpin guru yang hidup di zona aman," kata Gus Rozin.
Dibutuhkan guru dan pimpinan madrasah yang berani mengambil risiko. Guru yang mampu melihat realitas masa yang akan datang. Mempunyai imaginasi hari esok.
Kiai asal Kajen Pati itu melanjutkan, kalau ingin memajukan lembaga pendidikan Ma'arif, kata Gus Rozin, para guru Ma'arif harus diperbaiki terlebih dahulu dengan meningkatkan kualitas dan kapasitasnya keilmuannya.
"Bukan muridnya dahulu. Pertama gurunya dulu. Pabriknya benahi dulu baru produknya," kata Gus Rozin.
Inilah mengapa LP Ma'arif PWNU Jawa Tengah lanjut KH Abdul Ghoffar Rozin membuat MOU dengan UNISSULA Semarang, selenggarakan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk guru-guru di satuan pendidikan di bawah LP Ma'arif.
Gus Rozin berharap para guru peserta RPL Magister PAI akan membawa perubahan di madrasah masing-masing.
"Perubahan apa yang nanti saya bawa di madrasah. Membawa ilmu baru, inspirasi baru ke madrasah," jelas Gus Rozin.
Jadi tolak ukur kesuksesan program RPL ini kata Gus Rozin, para peserta pulang membawa perubahan.
"Kalau hanya dapat ijazah untuk sertifikasi atau inpassing maka ya berjalan di tempat," imbuhnya.
Tidak hanya kepala sekolah yang berpikir untuk kemajuan dan perubahan madrasah. Kata Gus Rozin, guru pun punya tanggung untuk membawa perubahan madrasahnya.
"Perubahan kita mulai dari mana saja. Bahkan dari kelas kita. Mapel kita. Tidak harus dari kepala sekolah. Jangan diam saja di zona aman. Ma wajadna alai abaana," jelas Gus Rozin.
Terkait mata pelajaran agama di madrasah, Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah mengajak para guru melakuka evaluasi.
Mencari metode pembelajaran agama dan juga aswaja yang kontemporer. Disesuaikan konteks kemajuan zaman saat ini dan sesuai dengan realitas kekinian.
Gus Rozin mengingatkan kepada stakeholder NU untuk benar-benar berpikir dan mempersiapkan kemajuan generasi muda NU di masa yang akan datang.
"Tahun 2045 bonus demografi. Akankah NU masuk satu frame Indonesia generasi emas atau cemas. Persiapannya mulai sekarang. Para guru ilmunya harus diupdate terus. Guru-guru Ma'arif eligible, tingkatkan kapabilitas keilmuan," kata Gus Rozin.
Di akhir materi kuliahnya, KH Abdul Ghoffar Rozin mengingatkan para mahasiswa program RPL Magister PAI untuk untuk meluruskan niat.
"Tata niat kita. Tidak semata-mats mencari ijazah. Harus ada sumbangsih pada lembaga, kelas atau mata pelajaran," pesan kiai muda visioner itu.
Nuhin

0 Komentar